PHYTAGORAS









PHYTAGORAS



Biografi Phytagoras (± 572-497 SM )


Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean. . Disini Pythagoras mengajar sendiri dan menjalankan aturan dengan ketat. Pythagoras mengajarkan keyakinan :
  • bahwa pada tingkatan paling dalam, realitas adalah matematika alami (natural)
  • bahwa filosofi dapat dipergunakan untuk pemurnian spiritual.
  • bahwa jiwa dapat bangkit (rise) untuk bersatu dengan Tuhannya.
  • bahwa simbol-simbol tertentu mempunyai makna mistis.
  • bahwa semua yang mempunyai hubungan saudara saling menjaga kerahasiaan dan kesetiaan.
Kemudian pindah ke Metapontion dan meninggalkan kota ini. Kaum phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2 Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya.
Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi mahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.

Pemikiran Phytagoras

            Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya,dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
            Pemikirannya tentang bilangan,ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri.Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh,dan sepuluh adalah bilangan sempurna.Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas).Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,jiwa itu bilangan enam,badan itu bilangan empat.
            Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruan yang teratur,sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan,seperti:
·         Terbatas-Tak terbatas
·         Ganjil-Genap
·         Satu-Banyak
·         Laki-laki – Perempuan
·         Bujur sangkar – Empat persegi panjang
·         Diam – Gerak
·         Lurus – Bengkok
·         Baik –Buruk
·         Terang – Gelap
·         Kanan – Kiri

Menurut Phytagoras,kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja,oleh karenanya iya tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales,akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan.Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kebijaksanaan (love wisdom).
            Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis. Sebagai seorang ahli matematika abadi dengan dalil-dalilnya: jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya
.
            Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.


ANALISIS
            Dari pandangan di atas, Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kita dapat mengatakan bahwa Phytagoras selain terkenal sebagai tokoh yang disebut bapak bilangan, Phytagoras juga sebagai pengajar filsafat dan keagamaan.

DAFTAR RUJUKAN
Ø  Muzairi,M.Ag, filsafat umum,Yogyakarta : Teras, 2002
Ø  Ref : http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
Ø  http://dpenga.blogspot.com/2008/10/phytagoras.html

0 komentar:

Posting Komentar

__________________

Time/date

__________________

Popular Posts

__________________

__________________

Muhammad Nafi. Diberdayakan oleh Blogger.